Keberhasilan lebih banyak dipengaruhi oleh kecerdasan
hati atau karakter dari pada kecerdasan intelektual atau kecerdasan otak
(akademik). Bagian dari kecerdasan emosi ini adalah intrapersonal intelligence,
bagaimana orang menilai atau memandang dirinya sendiri. Citra diri atau
bagaimana orang memandang dirinya sangat penting karena itu mempengaruhi batas
tertinggi yang bisa diraih seseorang. Salah satu kasus adalah tentang kecepatan
lari. Banyak orang menganggap bahwa tidak mungkin orang bisa lari sejauh satu
mil kurang dari empat menit. Konsep ini didasari oleh penelitian ergonomi,
yaitu tentang panjang kaki seseorang, ototnya, dan segala macam ilmu
pengetahuan yang membuat orang berkonsep bahwa tidak mungkin orang lari satu
mil kurang dari empat menit. Sampai pada akhirnya ada seorang mahasiswa yang
tidak pernah belajar mengenai ergonomi. Dia tidak punya pelatih lari, tidak
punya pelatih medis, bahkan tidak punya manager yang menanganinya, sehingga
tidak tahu tentang hal tersebut, artinya dia justru tidak mengerti batas-batas
hal itu. Mahasiswa ini bernama Sir Roger Bannister. Karena dia tidak mengetahui
konsep itu, maka dalam pikirannya tidak ada batas-batas. Dia terus berlari, dia
berlatih berlari dan akhirnya dia memecahkan rekor lari kurang dari empat menit
dalam jarak satu mil. Hari ini sudah lebih dari 300 orang memecahkan rekor
Roger, bahkan semakin lama semakin cepat.
Kenapa orang mulai memecahkan rekornya? Karena mulai
ada revolusi dalam pikiran manusia bahwa batasan itu tidak ada. Artinya orang
meraih prestasi yang lebih tinggi, berlari lebih cepat, ketika orang menilai
atau menganggap bahwa dirinya akan mampu untuk hal itu. Bagaimana seseorang
memandang dirinya bahwa dia mampu, itu menjadi batas bagi orang itu untuk
mencapai prestasi tertinggi. Nah, inilah pentingnya intrapersonal intelligence,
bagaimana orang memandang dan menilai dirinya. Karena itu, kalau Anda ingin
sukses, ingin berhasil janganlah Anda membuat batasan-batasan pikiran bahwa
“Saya memang tidak bisa!”, “Saya tidak mampu!”, “Saya tidak bisa ini!” Kenapa
Anda berkata tidak bisa ini dan itu? Karena ada batasan-batasan di pikiran. Ada
orang yang sebenarnya mampu melakukan tetapi tidak melakukan karena dia sudah
membatasi pikirannya bahwa “Saya tidak mampu melakukan!” padahal belum dicoba atau
belum dilatih. Jadi pengetahuan sering justru merusak seseorang, karena
pengetahuan sering membatasi, dalam hal ini pengetahuan yang salah atau
pengetahuan yang beberapa abad kemudian ditemukan pengetahuan yang baru lagi
yang membuat konsep sebelumnya tidak berlaku lagi.
Seharusnya kita memberikan kebebasan berpikir,
keberanian untuk mencoba karena sering dari keberanian-keberanian untuk mencoba
ini muncul pandangan-pandangan baru tentang batas-batas kemampuan manusia yang
ternyata sebenarnya tidak ada batasnya, sekali lagi karena batasnya berada di
pikiran kita. Orang mulai mencapai bulan, orang mulai bisa pergi ke ruang
angkasa, orang mulai menemukan hal-hal baru yang luar biasa ketika mereka
menembus batas-batas di pikiran. Itu sangat dipengaruhi bagaimana orang memandang
dirinya seperti Roger Bannister yang yakin kalau dia bisa lari kurang dari
empat menit. Berikut adalah beberapa
kiat-kiat yang dapat membantu seseorang meraih keberanian dan membuang sikap dalam
membesar-besarkan rasa takut :
- Membiasakan diri
Kurang terbiasa terhadap sesuatu akan membuat kita
tidak berani melakukan dan menghadapi masalah dan keadaan. Seperti seorang yang
kurang bergaul dengan orang banyak, maka ia akan takut kepada mereka dan
ketakutan tersebut membawanya bersikap tertutup atau mengasingkan diri.
- Siap menghadapi sesuatu yang tidak disukai
terjadi dan tidak membesar-besarkan hasil yang dicapai.
Ibnu Hazm berkata, “Bersiaplah
menghadapi sesuatu yang tidak disukai, niscaya berkurang kesedihanmu apabila
sesuatu yang tidak kau sukai tersebut datang. Dan kegembiraanmu semakin besar
dan semakin berlipat ganda apabila datang kepadamu sesuatu yang kau sukai yang mana sebenarnya tidak
pernah diperkirakan sebelumnya“
- Menyadari bahwa kegagalan itu tidak berbahaya
Ketahuilah bahwa kegagalan itu adalah jalan menuju
keberhasilan dan bahwa kesalahan itu adalah jalan menuju kebenaran. Ulangi
terus-menerus, berusaha dan berusahalah lebih giat lagi.
- Tumbuhkan Percaya diri
Seseorang tidak boleh hanya mengingat aspek-aspek
kelemahan dalam dirinya, karena hal itu dapat membawa seseorang kepada sikap
berlebih-lebihan dalam mengerdilkan dirinya, ia juga harus mengingat
aspek-aspek kekuatan dan potensi dalam dirinya sehingga hal itu mendorongnya
untuk maju
- Tawakkal kapada Allah
Jika seseorang telah berusaha (ikhtiar), maka
hendaklah kemudian bertawakal kepada Allah dan menyerahkan urusannya
kepada-Nya.
- Percaya kepada qadha dan qadar
Kepercayaan terhadap qadha dan qadar dapat
membangkitkan dirinya untuk maju terus dan tidak peduli dengan apa yang
diperolehnya.
- Bersabar
Jika kita bersabar pada mulanya, maka mudah bagi
kita untuk mengejar ketinggalannya. Sebaliknya jika kita putus asa dan belum
apa-apa sudah mengalah, maka kita tidak akan mendapatkan kemuliaan.
Sekali lagi mulai latih dirimu, temukan dirimu,
temukan kemampuanmu dan terlebih lagi yakini bahwa Anda mampu melakukan sesuatu
yang lebih besar dari pada yang sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar